Tuesday, November 13, 2012


Kelompok Karawitan UNTAR :

Kalau Bukan Kita, Siapa Lagi ?




Langkah kakinya menyusuri halaman kampus. Perkuliahan telah usia, dengan tergesa-gesa ia menuju ke gedung M lantai 6, Universitas Tarumanagara. Frisca, mahasiswi Fikom Untar menuju ruang Gitareta. Ruang Gitareta diresmikan pada tanggal 14 November 2011 oleh Drs. Susikto, pendiri Seni Karawitan di Universitas Tarumanagara. Frisca masuk ke dalam ruangan. Matanya jauh memandang ruangan tanpa penghuni. Hanya alat-alat musik gamelan seperti gong, kolintang, yang diletakan tersusun dengan rapi. Belum sempat ia terduduk, Senny dan Epricilia datang dan bergabung di dalam ruangan, juga Enos Rudy ikut menyusul. “ hari ini kami akan latihan untuk pentas bulan november 2012 nanti. “ ujar Frisca.
Latihan pun dimulai. Semua duduk di alat musik masing-masing memainkan alat muik tradisional khas budaya Jawa ini. Walaupun hari ini pelatih tidak datang, dan hanya empat orang yang hadir, mereka tetap antusias dan bersemangat untuk memainkan alat musik tersebut. Hari itu mereka berlatih untuk memainkan lagu Sue Ora Jamu. Dimulai dengan Enos yang memainkan jengglong yang tebuat dari logam berbentuk bulat gantung di atas kayu ukir dan dipukul dengan pemukul. Irama jengglong memecah keheningan dalam ruangan Gitareta. Frisca menyambut dengan memainkan boning, salah satu gamelan yang dikuasainya. Terdiri dari beberapa logam bulatyang tersusun memanjang di pukul dengan pemukul seirama nada. Epricilia dan Senny yang memainkan gambang, yang terbuat dari logam panjang membuat irama lagu Sue Ora Jamu semakin syahdu terdengar, dan seperti serasa berada di tanah Jawa. Alat musik yang mereka mainkan bersaut-sautan, riuh rendah, membuat keindahan pada telinga pendengar musik gamelan ini. “ Semestinya gamelan ini dimainkan paling sedikit oleh 16 orang. Namun anggota kami baru ada 13 orang, dan yang latihan hari ini hanya 4 orang saja. “ ujar Frisca.
Tak terasa telah 2 jam mereka berlatih, dan kembali pulang ke rumah masing-masing. Frisca masih tertegun di ruangan Gitareta lalu mulai merapikan kembali alat-alat gamelan tersebut. “ Karawitan ini belum bisa disebut sebagai unit kegiatan mahasiswa, karena anggotanya masih 13 orang, sedang syarat menjadi UKM harus ada 25 orang anggota. “ ungkap gadis keturunan chinese ini. Frisca melayangkan pandangnya kea rah alat-alat musik gamelan di ruangan itu. Tak ayal pikirannya melayang kepada suka duka yang di rasakan ketika mengawali kelompok karawitan ini. “ merekrut anggota baru itulah yang sangat sulit. Pertama mendapatkan respon, lalu semangat latihan kendur. “ ujarnya. Semangat Frisca pun ia tularkan pada anggota karawitan lainnya. “ Kalau bukan kita siapa lagi? Anggota sekarang banyak chinese bangga kan bisa main music gamelan. “ ungkapnya dengan senyum ramah.
Kelompok Karawitan ini beranggotakan 13 orang. Empat orang anak Fikom, tiga orang anak Ekonomi, empat orang anak arsitek, dan dua orang anak Desain. Salah seorang Rektor Untar, Pak Murdadi mengajak Frisca yang saat SMA menjuarai lomba gamelan tingkat SMA untuk bergabung menjadi mahasiswi UNTAR dan membuka kelompok ini. Hal ini didasari pemikiran bahwa Universitas Tarumanagara, memiliki unsur jawa yang kental. Di tambah alat musik karawitan, yaitu gamelan yang sudah ada sejak dahulu namun tak terpakai.
Sebagai pendiri sekaligus ketua karawitan Frisca telah berusaha yang terbaik untuk kelompok ini. ia beserta anggota yang lainnya berusaha merekrut anggota baru melalui poster, membuka meja, sampai promosi personal. Hal ini ia lakukan atas kesadarannya akan perkembangan musik Indonesia yang terpengaruh budaya asing. “ Banyak yang bilang kesal budaya Indonesia di ambil sama Malaysia. Semua bilang mau jaga budaya Indonesia tapi saya ga mau coba ngomong doang, saya mau menjaganya dengan belajar gamelan ini. kalau orang luar negri tanya bisa engga main gamelan Indonesia, ya saya bisa. “ jelas Frisca dengan percaya diri
Karawit
 
Anggota Karawitan pun memiliki sikap yang sama. Senny mahasiswi Fikom Untar angkatan 2010 adalah anggota baru di kelompok karawitan ini, namun ia telah menunjukan keseriusannya. “ kegiatan ini unik. Fasilitas udah ada dan lengkap sayang ga dimanfaatkan. “ ungkapnya. Berbeda dengan Arimbi, mahasiswi Ekonomi Untar angkatan 2010, ia masuk sebagai anggota karawitan saat baru terbentuk. “ Semoga saja makin banyak peminatnya kan makin banyak makin seru musiknya. “

Sejauh ini kelompok karawitan rajin melakukan latihan. Walaupun belum berprestasi, November 2012 ini mereka berkesempatan tampil di JCC bersama dengan UKM Citra Pesona Untar. Besar harapan Frisca untuk kelompok karawitan ini. “ Saya berharap anggota Karawitan bertambah sehingga ketika saya lulus ada yang meneruskan. “ ungkap Frisca mengutarakan keinginannya. Sebagai mahasiswa, seharusnya kita harus menjaga kebudayaan asli bangsa Indonesia, salah satunya music karawitan ini karena lestarinya budaya kita lah yang harus menjaga bukan orang lain. Tetap semangat untuk anggota karawitan Untar!

- Luh Putu Grace Eunike -

No comments:

Post a Comment