Di dalam kitab Matius 1 : 23 tertulis, arti Immanuel adalah Tuhan beserta kita. Pada kesempatan kali ini, aku ingin menceritakan 3 Immanuel dalam hidupku. Mereka adalah :
1. Nyoman Gracio Elizer Immanuel
![]() |
berbagai gaya lucunya hahaha |
![]() |
Sekolah hari pertamanya |
2. Immanuel David
![]() |
Kami menikmati masa-masa pacaran dari jalan kaki, naik bus, angkot, bajaj, taksi sampai sekarang kemana-mana naik motor hahaha dan kami suka sekali berkelana mencari makan untuk wisata kuliner. Mulai dari es krim sampai makanan lainnya, mulai dari pinggir jalan sampai kadang ke restaurant mahal.
Setiap malam, dia selalu ingetin buat doain hubungan kami biar terus langgeng hehehe. Intinya, I am blessed to have heartmate like him *hug*
3. Immanuel Endi
Aku, Oma, dan Opa Januari 2012 |
Keep smile, Opa :') |
My beloved grandfather. Dimana-mana orang minimal punya 2 kakek dari mama satu, dari papa satu. Tapi, aku cuma punya 1 kakek kandung sepanjang hidup karena kakek dari papa sudahjauh meninggal sebelum aku lahir. Opa, panggilannya. Tahun 2011, aku dan Imm berlibur ke bekasi. Imm tinggal di rumah tantenya dan aku tinggal bersama oma dan opa selama 1 minggu. Aku dan Imm pergi memancing ikan, dan dapat 2 ekor ikan mas lalu Imm pulang. Oma dan aku menggoreng ikan itu dan kami ber3 makan dengan lahap. Bersama-sama dengan opa dan oma, mengelap kaca bingkai foto di dinding yang berdebu karena mereka berdua tidak bisa naik-naik ke atas. Opa mulai bercerita.
" Foto ini wisudanya papi Kode, Foto ini wisudanya om Cacan .. Nah, ini waktu cucu-cucu masih kecil di pondok gede. Nah, ini foto di Jerman dan di Belanda waktu ke tempat papi Kode. Ini chika sama janice masih kecil-kecil, ke. " kata Opa bercerita.
Tahun ini, adalah tahun terberat dalam hidup opa. Kami harus kehilangan oma tercinta. Sebagai cucu saja, aku merasa kehilangan oma, apalagi opa. Opa dan oma menempati rumah kami yang di bekasi, sementara kami tinggal di Jakarta. Mereka tinggal berdua saja. Opa punya piring warna biru, oma merah. Begitupun dengan gelas, opa warna biru dan oma warna merah. Setiap minggu mereka datang ke rumah ku untuk ibadah bersama. Tahun ini, oma memang sudah sering jatuh sakit dan mulai pelupa. Opa mulai mencoba belajar memasak nasi yang biasanya oma lakukan bertahun-tahun, mencuci seprei, dan mengawasi oma masak karena takut kompornya lupa dimatikan. September, oma dipanggil Tuhan, opa memeluk aku dan menangis sehabis-habisnya seperti anak kecil. Karena saat oma di panggil Tuhan, hanya ia yang berada di sisi oma. Hampir setiap aku bertemu dengan opa sampai sekarang, ia masih menangis mengenang oma. Mungkin, inilah cinta sejati, ia merasa ada separuh hidupnya yang hilang. Opa pernah berkata, kenapa oma pergi ga sama-sama opa. Tapi, aku selalu bilang sama opa, " opa harus tunggu aku, kelar kuliah ya dan sampai aku sukses. " Opa mengganguk. Sekarang, tiap di gereja jika tak aku pelayanan sekolah minggu, aku duduk di samping opa, di tempat duduk oma agar opa tak duduk sendirian. Kalau ia datang ke rumah, aku selalu makan di smapingnya mendengar ceritanya, mendengar cerita ia mimpi bertemu oma dan selalu ku bilang, opa , oma telah bahagia bersama Tuhan Yesus. Satu hari, kita bertemu dengan Oma. Opa, keep strong! God always be with you and me too :)
Tuhan selalu menyertaiku dan memberikan anugrah terindah, yaitu ia memberikan ku tiga Immanuel yang sangat menyayangiku :)
No comments:
Post a Comment