Thursday, November 29, 2012

Sepupu-sepupuku

Kisah Manis :

Di pangku opa itu Maria, lalu ka Umi di tengah, Foske, paling pinggir aku, di bawah  ka Laith dan Gerald

Dalam hidup ini, kita pasti ga bisa lepas dari yang namanya keluarga. Ada papa, mama, adik, kaka, opa, oma, tante, om, sepupu .. Ups! Tadi sebut apa? Sepupu? Yes! Sepupu adalah mahluk yang tercipta akibat mama atau papa memiliki kakak atau adik, lalu sang kakak atau sang adik memiliki anak. Itulah sepupu! Dari pihak mama aku punya 10 sepupu. Banyak kan? Yak! Mari kita ceritakan stau persatu mahluk-mahluk ini :D

1. Kak Lalith

Umurnya 25 tahun dan dia baru saja menyelesaikan kuliah menjadi sarjana sastra. Kak Lalith adalah orang yang snagat-sangat kocak di segala situasi dan kondisi apapun selalu aja bisa bikin orang ngakak. Punya boneka bugs bunny yang dinamai bunny, dia suka main-mainin boneka itu jadi keliatan bunny itu hidup dan bisa di bikin joget-joget pakai tangannya. Sebagai cucu tertua, ia suka membohongi kami huhuhu. Dahulu saat kami kecil-kecil dia bilang bisa bikin jelangkung-jelangkungan dengan lidi yang bisa bergerak di tangan jika bersatu maka jelangkung datang. Di rumah oma, dia mencontohkannya dan kami semua ketakutan dibuatnya. Dan saat besar kami tahu itu hanyalah gaya dari listrik statis -_-" Dan sebagai cucu tertua pula, saat kami berlibur di rumah oma ia ajak kami berpetualang dengan sepeda naik dengan turunan terjal dan itu seru banget!

2. Kak Chika



Chika sekarang tinggal di Jerman. Ia pindah ke Jerman, dan menetap di sana bersama keluarga. Tahun 2011, ia dan keluarga pulang ke Indonesia. Ia sangat manis, dan dewasa sekali. Aku mengajaknya jalan-jalan, minum hop-hop, makan yang aneh-aneh ala Indonesia. Saat aku kuliah, aku tak bisa mengajak nya jalan-jalan, maka dari itu Imm, pacarku mengantarkannya jalan-jalan sampai ia senang sekali. Betapa senangnya aku, mendengar kabar ia akan menikah dengan pria bule baik hati, Andreas. Mata Andreas yang kebiruan, membuat aku berfikir aku akan mendapat keponakan bermata biru waw! hahaha. Ku ingat saat kecil, ia belum menetap di Jerman dan masih tinggal di Jakarta. Aku sangat sulit menghabiskan makanan. Mama suka memarahiku dan berkata, " tuh lihat chika, kalau makan habis piringnya gak ada sisanya emang kamu buang nasi, bikin nasi nangis. " Dari situ, aku termotivasi untuk menghabiskan makanan hahaha. Miss u, chika!!

3. Ka Umiyee



Cerita ga yaaaa soal dia? Hmm. Hahaha ya iyalah ya harus cerita, sepupu ku sayang yang sekarang sedang menyelesaikan studi di Yogyakarta. Species satu ini sangat langka loh teman-teman dari atas ia terlihat sangat cantik, manis, tinggi, langsing tapi begitu tengok ke bawah kakinya seperti pisang goreng hahaha. Banyak hal dimasa kecil yang ku habiskan bersamanya. Mulai dari main masak-masakan, sepedaan bareng, ajarin dia berenang (dan sampai sekarang itu terjadi). Waktu kecil, kami mengikat janji sehidup semati di kamar mandi *ini nyata loh* " Sampai besar nanti, kita ga boleh pisah. Kita juga harus selalu mandi bareng sampai kita gede ya. " lalu kami berjanji dengan serius padahal usia kami masing 9 tahunan. Dan sekarang kalu di ingat-ingat rasanya malu sendiri punya janji kayak begitu hahahaha. Namun, janji buat selalu sama-sama tertepati tiap dia ke Jakarta kita tidur seranjang dan menghabiskan malam galau berdua dan curhat-curhatan hahaha.

4. Ka Gerald


Genius. Satu kata itu cukup buat gambarin doi. Sebagai mahasiswa tingkat akhir jurusan Tehnik Industri yang selalu mendapat beasiswa, ia sangat serius belajar demi mengapai cita untungnya di tingkat-tingkat akhir ini ia masih ingat buat cari pacar. Dari kami SMA, sosok gerald yang pendiem ga pernah ke dengeran kabar dia punya pacar atau deket sama cewe. Mama nya, yaitu tante aku aja sampai heran. Waktu kecil, Gerald itu emang uda didaulat jadi anak pintar, dia ngajarin aku matematika pas uan SMP, dia juga ajarin ka Lalith main gitar, juga belajar motor. Kira-kira umur ku masih 10 tahun, pagi itu oma membangunkan kami semua yang masih tidur di rumah dan bilang tanteku tepelone dari rumah, Gerald kabur. Spontan semua kaget! Ternyata dia habis di omelin sama mamanya, ia nekat dari tangerang ke rumah ku di Roxy dengan naik sepeda hahahaha. Ampun! Sekarang udah 21 tahun jangan kabur-kabur lagi ya kak.

5. Maria 

dia memang sipit sejak lahir, harap maklum :p


Cerita ga yaaa soal mahluk ini?? Hmm, ya deh cerita hahahahaha. Adik ka Gerald, yang semester ini resmi menyandang status menjadi mahasiswa jurusan psikologi. yey! Ia suka main ke rumah dan kita suka buka sesi curhat bareng-bareng. Sejak kecil, dia memang menjadikan rumahku sebagai tempat liburan yah macam tempat wisata begitulah hahaha. Suatu sore, di rumah Oma kira-kira pukul 5 sore. Sehabis mandi, aku, Maria, dan adiku Foske main sepeda. Di suatu jalanan sepi kami menemukan turunan yang sangat mengasyikan!! Pertama-tama aku coba dengan sepeda ku yang agak besar dan berhasil! 
" Kak, pakai sepeda foske aja lebih seru loh! " kata Maria. Sepeda adikku lebih kecil tentu lebih ekstrim lagi. Aku memberanikan diri dan saat di turunan aku oleng dan terjatuh dari sepeda. Kepalaku mengenai rerumputan tajam dan tanganku kena kerikil tajam. Kami bertiga, bocah ingusan usia 10 tahun kira-kira pulang kerumah dan sepakat tidak memberi tahu opa dan oma. Tapi, apa mau di kata luka ku sangat terlihat dan aku mengaduh kesakitan. 
" Kenapa ini si cici? Jatoh? " kata Oma panik.
" Iya oma, kita di jahilin anak kampung belakang terus kak Nike di dorong sepedanya jadi jatoh " kata Maria ya aku tahu dia gugup.
" Iya oma huhuhu. " Aku mengiyakan, Fokse juga mengganguk. Tiba-tiba opa pergi ke dapur, lalu kembali menghampiri kami dan mengambil golok ukuran cukup besar.
" Mana tuh anak-anak nakal, ngusilin cucu ku!! " Kata Opa marah besar. Aku, Maria, dan Foske pucat pasi.
" Pi, pi udah pi namanya juga anak-anak. Udah di obatin aja Nikenya. " kata Oma dan Opa reda.
Setelah bertahun-tahun lamanya, bekas luka di tangan ini masih ada. Kami mengaku pada opa dan oma tentang kebohongan kami ini, maafkan kami opa dan oma. huhuhu pisss!!
Beranjak kami remaja, Maria lihai membawa motor. Hati ku tergerak untuk mencoba belajar motor. Di rumahku saat masih di Palem, sangat lega untuk belajar motor di pinggir-pinggiran hanya mobil terparkir.
" Mar, ajarin kakak dong bawa motor! " ujarku.
" Ayok! " lalu Maria menggiring motor Mionya. aku di depan, ia duduk di belakang motor. Ia mengajari ku untuk nge-gas, rem, dan lain-lain. Aku mulai tapi aku nge-gas terlalu full. Motor melaju sangat cepat membuat panik. 
" Mar, mana remnya ?? " kami panik, aku makin nge-gas kencang karena lupa dimana remnya. Ada mobil orang warna biru terparkir di depan. Maria langsung melakukan rem kaki dan mengendalikan setir dari belakang.
" Kak!! Hampir aja kita mati dah, aku masih mau idup !!!!! " teriaknya sambil mencoba mengatur nafas. Hahaha, sampai sekarang ia kapok mengajariku naik motor.

6. Janice


My Soulmate, Janice tinggal bersama keluarga di Jerman. Yup, dialah adik Chika. Di Jerman dia adalah atlit muda bulutangkis nasional. Sehingga ia harus latihan batminton setiap hari. Tahun 2011 ia ke sini, dia kurang fasih berbahasa Indonesia karena ia di sana sejak umur 3 tahun. Kami sekeluarga tertawa melihat muka bingungnya ketika kami berbahasa Indonesia. Aku mengajak nya untuk jalan-jalan. Main di Fun Word dengan mendapat banyak tiket, naik bajaj, makan nasi goreng, soto, jalan-jalan ke pasar baru, dan makan bakpau kesukaannya. Di Indonesia pun, ia harus sering berlatih batminton. Aku menemaninya latihan. Kami punya gelang yang sama. Saat pulang ke Jerman kembali, betapa sedihnya kami berpisah. Suatu hari, aku mau pergi ke Jerman atau dia ke Indonesia. Miss u, Janice :D

Setelah itu ada Inkha, Sisil, Leipsha, dan Dennis. Ya mereka juga sepupu ku tersayang, namun kapan-kapan sambung lagi ya cerita soal mereka hehehe. Jika, mereka sudah agak lebih besar karena mereka masih kecil-kecil hehe. :) 

3 Immanuels in My Life

 Kisah Manis :

Di dalam kitab Matius 1 : 23 tertulis, arti Immanuel adalah Tuhan beserta kita. Pada kesempatan kali ini, aku ingin menceritakan 3 Immanuel dalam hidupku. Mereka adalah :

1. Nyoman Gracio Elizer Immanuel

berbagai gaya lucunya hahaha

Sekolah hari pertamanya
He is my beloved brother! Filosofinya adalah Oka (panggilan kecilnya) di beri nama Immanuel, karena adik angkat papa, bernama yang sama. Adik angkat papa meninggal 20 tahun yang lalu, karena kebaikan hati sang adik, papa menamai adikku Immanuel. Sekarang usia nya adalah 4 tahun, mendekati 5 tahun. Oka adalah anak yang sangat lincah. Dia mampu berlari-lari keliling gereja yang luas tanpa cape. Sayangnya, di usianya sekarang ia terlambat bicara, belum fasih bicara seperti anak-anak seumuranya. Ku pikir, Oka begitu karena lidahnya yang pendek. Hehehe. Namun, walaupun ia belum lancar berbicara ia adalah anak yang cerdas. Setiap aku berangkat ke kampus misalnya, ia selalu menciumku, mengucapkan bye-bye! sampai jumpa agi!! dan mengucapkan " Godbessyu " yaitu God bless you. dan memberikan kiss bye " emuah " katanya sambil melambaikan tangannya yang mungil. I am very blessed !! Cepat lancar bicara ya dede, cici love you so much :*

2. Immanuel David


My beloved boyfriend. Okey well, mesti mulai dari mana cerita mahluk satu ini hahaha. Kami bertemu di gereja,  kami kenal sejak SD tapi baru deket pas masih sama-sama SMP, masih imut-imut haha. Aku SIH suka sama dia duluan -__- tapi ya namanya cewe gengsi kali ngomong duluan hahaha. Sampai aku kelas 1 SMA dan dia kelas 2 SMA akhirnya dan dia nembak dan kita jadian sampai sekarang. 5 tahun pacaran, ia masih jadi Imm yang sama, yang pendiem, ga banyak omong, ga romantis, perhatian, dan apa adanya.
Kami menikmati masa-masa pacaran dari jalan kaki, naik bus, angkot, bajaj, taksi sampai sekarang kemana-mana naik motor hahaha dan kami suka sekali berkelana mencari makan untuk wisata kuliner. Mulai dari es krim sampai makanan lainnya, mulai dari pinggir jalan sampai kadang ke restaurant mahal.
Setiap malam, dia selalu ingetin buat doain hubungan kami biar terus langgeng hehehe. Intinya, I am blessed to have heartmate like him *hug*

3. Immanuel Endi

Aku, Oma, dan Opa Januari 2012
Keep smile, Opa :')

My beloved grandfather. Dimana-mana orang minimal punya 2 kakek dari mama satu, dari papa satu. Tapi, aku cuma punya 1 kakek kandung sepanjang hidup karena kakek dari papa sudahjauh meninggal sebelum aku lahir. Opa, panggilannya. Tahun 2011, aku dan Imm berlibur ke bekasi. Imm tinggal di rumah tantenya dan aku tinggal bersama oma dan opa selama 1 minggu. Aku dan Imm  pergi memancing ikan, dan dapat 2 ekor ikan mas lalu Imm pulang. Oma dan aku menggoreng ikan itu dan kami ber3 makan dengan lahap. Bersama-sama dengan opa dan oma, mengelap kaca bingkai foto di dinding yang berdebu karena mereka berdua tidak bisa naik-naik ke atas. Opa mulai bercerita.
" Foto ini wisudanya papi Kode, Foto ini wisudanya om Cacan .. Nah, ini waktu cucu-cucu masih kecil di pondok gede. Nah, ini foto di Jerman dan di Belanda waktu ke tempat papi Kode. Ini chika sama janice masih kecil-kecil, ke. " kata Opa bercerita.
Tahun ini, adalah tahun terberat dalam hidup opa. Kami harus kehilangan oma tercinta. Sebagai cucu saja, aku merasa kehilangan oma, apalagi opa. Opa dan oma menempati rumah kami yang di bekasi, sementara kami tinggal di Jakarta. Mereka tinggal berdua saja. Opa punya piring warna biru, oma merah. Begitupun dengan gelas, opa warna biru dan oma warna merah. Setiap minggu mereka datang ke rumah ku untuk ibadah bersama. Tahun ini, oma memang sudah sering jatuh sakit dan mulai pelupa. Opa mulai mencoba belajar memasak nasi yang biasanya oma lakukan bertahun-tahun, mencuci seprei, dan mengawasi oma masak karena takut kompornya lupa dimatikan. September, oma dipanggil Tuhan, opa memeluk aku dan menangis sehabis-habisnya seperti anak kecil. Karena saat oma di panggil Tuhan, hanya ia yang berada di sisi oma. Hampir setiap aku bertemu dengan opa sampai sekarang, ia masih menangis mengenang oma. Mungkin, inilah cinta sejati, ia merasa ada separuh hidupnya yang hilang. Opa pernah berkata, kenapa oma pergi ga sama-sama opa. Tapi, aku selalu bilang sama opa, " opa harus tunggu aku, kelar kuliah ya dan sampai aku sukses. " Opa mengganguk. Sekarang, tiap di gereja jika tak aku pelayanan sekolah minggu, aku duduk di samping opa, di tempat duduk oma agar opa tak duduk sendirian. Kalau ia datang ke rumah, aku selalu makan di smapingnya mendengar ceritanya, mendengar cerita ia mimpi bertemu oma dan selalu ku bilang, opa , oma telah bahagia bersama Tuhan Yesus. Satu hari, kita bertemu dengan Oma. Opa, keep strong! God always be with you and me too :)


Tuhan selalu menyertaiku dan memberikan anugrah terindah, yaitu ia memberikan ku tiga Immanuel yang sangat menyayangiku :)


Monday, November 26, 2012



KESEJAHTERAAN GURU = KESEJAHTERAAN PAHLAWAN ?

by : Luh Putu Grace Eunike


  
“ Terpujilah wahai engkau, ibu bapak guru, namamu akan selalu hidup, dalam sanubariku .. Semua baktimu akan ku ukir di dalam hatiku ..

Cuplikan lagu diatas mungkin tidak asing lagi bagi kita. Lagu yang dinyanyikan saat duduk di bangku sekolah dahulu. Ya! Lagu Hymne Guru yang sering kita nyanyikan namun tidak dimengerti. Perlahan seiringnya waktu, ketika menghayati lagu tersebut kita dapat mengerti mereka para guru menitipkan bekal pada kita berupa ilmu dan pengetahuan yang nantinya akan kita pakai dalam meniti perjalanan hidup kita. Ilmu yang berguna seperti cadangan air ketika dahaga, dan seperti bom waktu yang siap meledak melahirkan ide-ide yang brilian.
Pahlawan tanpa tanda jasa selama ini disematkan kepada sosok seorang guru, yang mengajarkan banyak hal kepada anak didiknya. Semua dilakukan karena memang itulah yang ada dihati mereka, mendidik anak bangsa hingga berguna nantinya untuk diri sendiri dan untuk
Namun, setelah kita meninggalkan bangku sekolah. Ingatkah kita akan guru yang telah mendidik kita sampai menjadi sekarang ini? Menjadi pemuda/i yang sukses dengan segala hal materi yang ada di sekeliling kita. Bagaimana dengan guru-guru kita? Tetap berada di tempat yang sama, di sekolah. Mereka mengabdi untuk kecerdasaan bangsa namun kesejahteraan mereka belum terpenuhi.

 Kesejahteraan Guru

Berbicara tentang kesejahteraan, secara garis besar, baik guru PNS maupun guru swasta setidak-tidaknya memiliki hak mendapatkan penghasilan sesuai dengan Standar Nasional berupa gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, dan tambahan. Untuk tiga item ini guru PNS mendapatkannya dari pemerintah, sedangkan guru swasta seharusnya dipenuhi oleh lembaga penyelenggara pendidikan swasta yang menaunginya.
Hal ini menunjukkan, betapa bersungguh-sungguhnya bangsa ini dalam mencoba mewujudkan hak-hak guru menjadi sejahtera. Namun bagaimana dengan guru yang bekerja di sekolah swasta?

Guru Mengabdi

Diah Aulianti, 36 tahun adalah seorang guru yang telah mengabdi pada salah satu sekolah swasta di daerah Tanah Abang, Jakarta Pusat. Selama 14 tahun beliau mengabdi mengajar mulai dari TK (Taman Kanak-Kanak) sampai kelas 1 Sekolah Dasar. Ia mengajarkan anak-anak membaca dan menghitung, serta mengajarkan kepribadian. Rumahnya yang jauh di daerah Bekasi, Jawa Barat mengharuskannya untuk berangkat dari pagi benar. Pukul 04.00 pagi ia harus bersiap drai rumahnya ke sekolah, karena proses belajar mengajar dimulai pukul 06.30. Bersama dengan Suaminya, Adrian (41) ia berangkat ke sekolah tempat ia mengajar menggunakan sepeda motor.
Mengajar adalah hal yang sangat melekat pada dirinya. Ia sangat menyukai bidang dimana ia bekerja. “ Saya merasa hidup dengan mengajar anak-anak ini. “ ujarnya. Seusai lulus sekolah perguruan jurusan matematika, ia melamar di sekolah di tempat ia mengajar sekarang. Ini berarti ia tidak pindah ke sekolah lain, selain di sekolah ini. Namun, selama 14 tahun ia mengajar ia mengaku tidak mendapatkan tunjangan-tunjangan layaknya guru di sekolah lainnya. Bahkan ia mengatakan, gaji pokonya di bawah standart yang seharusnya. “ saya suka mengajar di sini karena sudah sangat akrab dengan guru-gurunya dan juga sistem pengajarannya cocok dengan saya. Lagipula mau cari sekolah lain repot sekarang semua serba standart internasional. “ ungkap beliau yang menyiratkan bahwa pengabdiannya tidak lagi memikirkan kesejahteraan.
Pekerjaan suami Bu Diah, yang hanya sebagai tukang loper koran keliling menggunakan sepeda motor, tentu tidaklah mencukupi kebutuhan keluarga. Bu Diah dan suami memiliki 2 orang anak yang masih duduk di bangku sekolah. Dengan gaji pokok Bu Diah, ia memang mengakui sangat kurang dari kata cukup. Kami hanya punya gaji pokok, taka da tambahan-tambahan lain. “ Tak ada pula tunjangan, hanya tunjangan hari raya. Itu semua tergantung yayasan. “ kata beliau.
Inilah potret kehidupan guru swasta, yang dimana bekerja di sebuah sekolah dengan label yayasan kecil. Kesejahteraan tidak lagi dipikirkan, hanya memikirkan pengabdian bagi anak-anak bangsa agar terpenuhi ilmu pengetahuan agar berguna bagi bangsa dan negara.
Ihwal kesejahteraan, seyogianya guru swasta keluarkan semua pendapat yang memberikan solusi atas masalah rendahnya tingkat kesejahteraannya. Kesejahteraan guru juga kesejahteraan pahlawan kita. Pahlawan yang berjuang untuk mencerdaskan kita.

Pengalaman Baru di Semester 4

Kisah Mahasiswa :

Sebagai mahasiswa jurusan Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi di Universitas Tarumanagara banyak pengalaman yang saya dapatkan. di Fikom Untar sendiri, jurusan Jurnalistik adalah jurusan yang kurang di minati dibandingkan dengan jurusan Public Relation atau Humas dan Adevertising atau Periklanan. Bayangkan, hanya ada satu kelas jurusan Jurnalistik, sedangkan jurusan lain memiliki 2 kelas reguler.

Saya berfikir, mungkin jurusan ini kurang diminati karena banyak nya tugas wawanara, menulis berita, membuat karya film feature, dll. Sehingga banyak menyita waktu dan tenaga. Namun, memasuki semester awal saya memilih jurusan ini, yaitu semester 4 saya mengalami banyak pengalaman baru. Banyak hal di semester 4 yang tak kan pernah saya lupakan. 

The Power Rangers :

Jika masa kecil kalian indah, kalian pasti pernah menonton film asal jepang berjudul Power Ranger. Film dimana terdapat 5 ranger yaitu ranger Merah, Biru, Hijau, Pink, dan Kuning yang bersama-sama memberantas kejahatan di muka bumi. Masuk di kelas jurnalistik yang hanya 35 orang mahasiswa, saya di takdirkan sekelompok dengan 4 orang lainnya yaitu Vidyadi, Patrick Yosua, Yohanes Ishak dan Tri Septiyani. Awalnya, kami ber-5 mendapat tugas dari Mata Kuliah Penulisan Berita Elektronik, untuk membuat naskah berita radio feature. Kami memilih berita tentang restaurant sushi di Jakarta. Kami bersama-sama ke resto sushi di Citraland sampai Salemba. Saat itu, saya di pilih untuk menjadi pembaca naskah berita radio. Ini pengalaman pertama saya dan sangat menyenangkan! saya dapat melakukannya dengan baik. Tugas akhir kami, adalah membuat liputan feature TV, kami mengambil tema Polusi di Jakarta dan pergi ke Taman Suropati, Jakarta Pusat. Taman Suropati adalah taman yang indah dan jauh drai kata polusi. Kami lakukan tugas bersama-sama sampai masing-masing kami memiliki julukan : Vidy sebagai sang ketua kelompok yaitu Ranger Merah, Johanes si ranger Biru, Patrick ranger Hijau, Tri ranger Pink dan saya ranger Kuning.

The Power Rangers : Saya, Tri, Yohanes, Vidy dan Patrick


Belajar Etika sampai JW Marriot :

Di semester 4 saya mengambil mata kuliah Etika dan Kepribadian, dimana dalam kelas itu kami belajar bagaimana bersikap, mulai dari diri sendiri hingga untuk orang lain. Kami wajib menggunakan pakaian formal pada mata kuliah ini, mulai dari menggunakan blezer, sampai sepatu heels untuk belajar berjalan. Bu Chelsea Gozali sebagai dosen adalah dosen pengajar yang memiliki segudang aktivitas. Sehingga beberapa kali ia tak dapat mengajar. Ia beberapa kali memberitahuku via pesan singkat untuk menyebarkan pada teman-teman yang lain bahwa ia berhalangan hadir dan materi perkuliahan untuk bahan ujian. Akhir kelas, satu angkatan pergi ke Hotel JW Marriot, Jakarta untuk belajar tabel manner atau belajar tata kerama saat makan. Mulai dari pengenalan alat-alat makan sampai cara memakan, makanan yang tersaji. Saat itu, Ibu Chelsea memanggil saya dan memberikan sebuah novel yaitu, " Eat Pray Love " dan mengucapkan terimakasih atas bantuan yang saya berikan. Saya cukup terkejut, namun saya belajar dari hal itu bahwa etika bukan hanya berdasarkan cara berpakaian tapi juga cara menghargai orang lain walaupun saya hanya mahasiswanya. Ia telah mengajarkan nilai etika yang lebih berarti.

Jw Marriot usai Tabel Manner bersama Ibu Chelsea

The Menu


Berkunjung ke Panti Werda :

Panti Werda Wisma Mulia, di Jl. Hadiah Jelambar, Jakarta Barat adalah tempat dimana banyak Oma-oma yang tinggal di sana dikarenakan sudah lanjut usia, tidak ada keluarga yang mengurusi mereka. Awalnya pagi itu, saya hanya ingin pergi kuliah namun seorang teman dari jurusan Public Relation, Frisca mengambil mata kuliah Event Organizer. Ia meminta aku dan teman-teman lain membantunya dalam acara bakti sosial ke panti tersebut. Kami datang ke sana, kami bernyanyi bersama Oma-oma, kami bermain dan membagi bingkisan untuk mereka. Tiba-tiba, Frisca menghampiri saya dan meminta tolong untuk dibacakan puisi seorang Oma yang sedang sakit sehingga tak bisa ikut acara. Aku membacakannya. Isi puisi betapa ia sangat merindukan anak-anaknya. Usai acara aku menghampiri Oma itu, namanya Oma Theresia. Ia sedang sakit, ia minta di doakan dan selalu memanggil nama anaknya. Aku dan teman-teman dalam ruangan itu, sangat tersentuh dan sadar bahwa kami harus selalu cinta pada orang tua kami.

Membacakan puisi karangan Oma Theresia
Harmoni SCTV : Mewawancarai Citra Skolastika dan Tompi

Jurnalistik Media adalah salah satu matakuliah wajib Jurnalistik, tugas kami adalah membuat berita Hardnews. Kamis, 6 Juni 2012 saya mengajak teman pergi ke acara Harmoni SCTV di Balai Sarbini, Jakarta Pusat. Dengan tiket VIP di tangan, saya mulai meliput. Saat itu Harmoni SCTV mengangkat tema Semua Tentang Kita, dimana lagu-lagu band Peterpan (sekarang bang Noah) dinyanyikan oleh musisi lainnya seperti Tompi, Citra Skolastika, Naga Lyla, Kevin Vierra, Duo Maya, dan masih banyak lagi. Usia acara, banyak wartawan berita mulai dari wartawan infotaiment sampai wartawan berita menunggu artis keluar untuk di wawancara. Kesempatan yang baik ku gunakan, aku berhasil mewawancarai Tompi secara pribadi dan mewawancarai Citra Skolastika sendirian dan ini pengalaman yang baru bagiku.

Berfoto bersama Citra Scholastika dan teman saya Yuli

Wawancara


Filmologi : Belajar membuat Film

Kelas Filmologi memberikan tantangan tersendiri. Kelas dimana kami semua belajar untuk membuat Film. Saat UTS kami mengumpulkan Film hasil karya sendiri, apapun temanya. Saya membuat film di bantu oleh adik dan teman-teman gereja dan saat UAS waktu nya kami membuat Film berkelompok. Film-film itu saya unggah ke Youtube.

UTS : It' Time to Move On

http://www.youtube.com/watch?v=f8FDUY70LAw

UAS : Cina atau Cinta

http://www.youtube.com/watch?v=Q2wfd-moR1Q

Teras Tina Talisa : Bertemu Pak Dahlan Iskan

ikDahlan Iskan adalah mentri BUMN yang "heboh" namanya setelah berhasil memarahi gerbang tol yang tutup karena tidak ada penjaganya. Saat itu saya berkesempatan untuk menonton Talk Show, Teras Tina Talisa di Indonsiar, Studio 2. Pak Dahlan Iskan adalah sosok yang sangat ramah. Saat break ia mengajak kami untuk TOS dan memberi semangat kami sebagai mahasiswa yang waktu itu berseragam almamater kampus. Pak Dahlan Iskan menceritakan perjuangannya yang hidup susah sampai seperti sekarang. Ia berkata ia tak punya cita-cita, ingin seperti apa. Ia mengilustrasikan jika ia punya cita-cita ada tembok besar pasti ia akan terobos sampai kepala pecah. Maka dari itu, yang penting baginya berusaha yang terbaik bila itu jalannya. Kami pun berfoto bersama, dan selesai acara ia menyalami saya dan berkata, " Semangat terus anak Muda!"

Berfoto bersama Dahlan Iskan usia Talkshow

Banyak hal lain yang tak dapat saya ungkapkan lebih jauh mengenai pengalaman saya di semester 4. Namun, melalui blog ini, banyak hal yang ingin saya bagikan. Menjadi mahasiswa jurnalistik adalah hal yang menyenangkan dan suatu hal yang membanggakan, saya menjadi mahasiswi Jurnalistik di Universitas Tarumanagara. Semoga, tulisan ini memberi inspirasi untuk orang lain khususnya para mahasiswa.

Salam Hangat,
Luh Putu Grace Eunike

Thursday, November 22, 2012

MY 20TH BIRTHDAY


Kisah Manis :

31 OKTOBER

Rabu, 31 Oktober 2012 genap sudah 20 tahun usiaku. Pukul 06.00 pagi, aku terbangun. Aku melipat tangan dan berdoa, mengucapsyukur atas bertambahnya usiaku. Terselip harapan dan cita-cita ku, ku sampaikan pada Bapa Di Surga. Aku tertegun, tahun ini ulangtahun ku tanpa Oma. Aku pun mulai menitikan air mata. Aku kembali berdoa, “ Tuhan Yesus, titipkan salam ku untuk Oma. “
Mama, papa, Foske memberi ucapan selamat ulang tahun. Opa yang tinggal di bekasi pun menelepone memberi ucapan selamat. Setiap bbm, sms, twitter memberi ucapan selamat yang masuk aku balas satu persatu. Hari itu sebenarnya adalah jadwal ku untuk kuliah, namun kelas off karena dosen berhalangan hadir. Aku di rumah saja, adik ku yang kecil berusia 4 tahun pergi ke sekolah.
Jam 11.00 siang, ting tong! Imm, datang! Senangnya aku membukakan pintu untuk pacarku. Sesuai pulang kuliah, ia datang. Ia masuk ke rumah, masih menggunakan helm dan menjinjing kantong plastik merah dan di dalamku ku lihat sesuatu yang berbentuk kotak dan besar.
“ Apa nih? “ ujarku mengintip-intip isi di dalam kantong plastic itu, sementara Imm sibuk membuka helm dan jaketnya.
“ Ahh, pura-pura ga tahu. Itu kue buat kamu hahaha. Selamat ulang tahun bee! “ katanya polos dan tidak teselip keromantisan di dalam nya seperti cowo pada umumnya yang memberi kejutan ulangtahun pada pacarnya.
Betapa terkejutnya aku. 5 tahun kami berpacaran, baru kali ini ia memberikan ku kue ulangtahun. Tahun-tahun sebelumnya ia hanya memberi hadiah dan kami makan bersama.
“ Ya, ampun Imm kok tumben kasih kue? “ ujarku, dan dengan gegabah ku buka kotak kue itu cepat-cepat. Wah, kue coklat berbentuk lingkarang yang besar, bertuliskan Happy Birthday Luh Putu Grace Eunike. How nice!! Imm tahu aku suka coklat. Dan kue ini cantik sekali.
“ Gapapa, kan udah 20 tahun. Uda gede, gapapa dong pakai kue. Ya udah ayok langsung kita tiup lilin dong! “ ujarnya semangat dan mencapkan lilin angka 20. Aku langsung mengambil cameraku dan mengabadikannya. Meniup lilin, dan mengucapkan wish semoga aku dan Imm terus langgeng dan semoga ia sukses untuk skripsinya.
“ Jangan di potong kuenya buat nanti keluargamu saja. “ katanya lagi, dan aku menuruti. Kemudian ia mengeluarkan sesuatu dari kantongnya. Dan memberikannya pada ku. Sebuah kotak kecil di letakan di telapak tangan kananku. Imm tersenyum lebar.
“ Aku buka ya .. “ lalu perlahan-lahan ku buka kotak itu, sebuah kalung berbentuk hati. Mata ku berbinar-binar, ya seperti yang di film-film dan aku befikir setelah ini Imm akan mengucapkan kata-kata yang romantis.
“ Apa maksunya kasih kalung hati? Ada artinya ga? “ aku nyengir-nyengir sambil menatapnya penuh arti.
“ Ya, ga ada artinya sih aku bingung juga artinya apaan ya, aku lihat bagus buat kamu ya pakai saja. Suka gak? “ katanya lagi sambil senyam-senyum.
“ Hahaha. Kamu nih, iya aku suka kok. Aku pakai ya. “ kata ku dan memakai kalung darinya. Kalung yang sangat cantik, aku tahu memang sejak dahulu Imm tidak pernah romantis seperti cowo pada umumnya, tetapi perhatiannya dalam hal-hal kecil seperti ini memberikan kebahagiaan tersendiri. Aku pun menyimpan kue cantik itu di dalam kulkas dan mengajak Imm pergi ke sebuah restaurant untuk makan Dim Sum sepuasnya.
“ Thankyou ya Imm. “ kata ku padanya. Ia pun tersenyum.


Malam hari, mama, papa, Foske, dan Oka semua telah berkumpul di rumah setelah seharian beraktifitas di rumah. Mama dan Papa mengajak ku untuk makan di luar rumah, yaitu di LJ’S Café, Grogol, Jakarta Barat. Setelah makan di luar rumah, kami pulang.
Di ruang tamu kami yang hangat, mama meletakan meja di depan sofa.
“ Ayok, ayok semua kumpul. Kita buka kue dari Immel. “ ujar mama ku semangat.
Kue ulangtahun ia letakan dan kami ber5 beserta mbak Neti berkumpul lalu menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Setelah ulangtahun ke 17, aku tidak pernah lagi merayakan ulangtahun menggunakan kue, biasa saja. Tapi, tahun ini berbeda, terimakasih Imm kuenya kataku dalam hati. “ Selamat ulang tahun! Selamat ulang tahun! Selamat ulang tahun cici, selamat ulang tahun! “ aku meniup lilin dan memotong kue. Menyuapi mama, papa, adik-adik. Tak lupa papa, memimpin doa dan mendoakan aku. Terimakasih Tuhan, memberikan ku keluarga yang menyanyangi ku.


1 NOVEMBER

Kembali pada aktifitas kampus. Pagi pukul 07.30 aku berangkat kuliah, di kelas teman-teman Jurnalistik memberikan ucapan selamat ulangtahun. Usai kelas, aku menuju ke ruang Akademik untuk mengurus surat kunjungan ke kedutaan Meksiko. Patrick, kawan ku menyusul.
“ Abis ini gw mau ke lantai 6. “ ujarku.
“ Eh jangan dulu, itu tunggu si Anes. “ katanya sambil sibuk mengetik sesuatu di handphonenya. Ku tengok sekilas.
“ Vira? Kenapa dia? “
“ Ohh engga kok, lagi curhat-curhat aja. “ katanya agak gugup. Agak aneh pikirku, masa curhat-curhatan hari masih pagi begini.
“ Udah nih, ayuk ke lantai 6. “ ajak ku dan Patrick masih sibuk berkutat dengan handphonenya.
Kami menuju lantai 6, di sanalah biasanya tempat kami beserta teman-teman berkumpul untuk mengunggu kelas selanjutnya, membahas mata kuliah, dan makan siang. Lift menujukan kami sampai di lantai 6.
“ Yah, sepi anak-anak masih kelas kali pat …. “
“ HAPPY BIRTHDAY TO YOUUUUU “ Vira dan Budi keluar dari kolong meja, teman-teman yang lain bertepuk tangan sambil bernyanyi. Di tangan Vira, sudah ada kue coklat berukuran sedang dengan lilin-lilin panjang yang sudah menyala. Aku mengucapkan wish dan meniup lilin.
“ Thanyou guys! “ ujarku lalu memeluk Vira dan mmeberikan senyum kepada teman-teman yang lain. Aku meletakan kue nya kembali ke dalam kotak karena kami harus kelas siang nanti. Handphone ku bergetar, ku lihat Gitta memberi pesan singkat menanyakan aku ada dimana, dank u beritahu aku di lantai 6.
Beberapa menit kemudian, Gitta, Fang-fang, Jen, dan Rica, cewe-cewe teman baikku saat di kelas semester 3 sebelum kami penjurusan datang dan memberikan kue kecil yang sudah nyala oleh lilin yang tertancap. Lagi-lagi aku sangat kaget.
“ Surprice! “ ujar mereka kompak. Lagi-lagi aku mengucapkan wish dan meniup lilin, lalu memotong kue untuk dimakan berlima.
“ Ah, lu sih Grace ga dating kemarin. Kue nya jadi uda di beli di bawa pulang lagi. “ ujar Gitta.
“ yah haha sorry deh, kan emang gw ga ada dosen kemarin. Makasih ya kawan-kawan ku yang cantik-cantik. “ kataku sambil memotong kue.



Pukul 13.00 aku kembali mengikuti kelas dan membawa dua kotak berisi kue. Aku ikuti mata kuliah Semiotik yang di ajar oleh dosen bule asal Spanyol, Sir Rodrigo. Saat aku duduk, sahabatku Willy memberikan ku kado. Kado berwarna hijau dengan lambang Ben-Ten seperti kado untuk anak cowo usia 10 tahun.
“ Hahaha, thankyou ya! Masa Ben-Ten sih. Hello kitty kek. “ kataku.
“ Haha , sengaja bilang sama mas yang jual kertas kado. Mas kertas kado buat anak cowo umur sepuluh tahun, cocoknya apa ya? Di kasih deh itu. “ katanya ceplas-ceplos. Aku mengira-ngira, isi kado itu. Baju kayaknya, pikirku.
Usia kuliah, masih di dalam kelas aku membuka kue coklat yang tadi mereka berikan. Teman-teman ku sudah berkumpul. Vira, Adelia, Budi, Ujang, Willy, Onggo, Patrick, Anes, Ceng, Kiwan dan Leo. Aku memotong kue untuk mereka dan kami berfoto bersama. Sir Rodigo sibuk membereskan laptopnya dan berkas-berkasnya lalu hendak pulang. Melihat kami ramai-ramai, ia pun menyapa kami.
“there was a party here? “ sapanya.
“ Yes sir! Birthday girl !!! “ ujar Ujang, diikuti teman-teman yang lain.
“ Take a picture with her, Sir !! “ ujar Adel semangat yang sejak awal memegang Tab di tangannya untuk foto-foto. Sir Rodrigo, dosen bule yang masih muda itu berjalan ke arah kami, dan aku pun berfoto dengannya.
“ Happy birthday! “ ujarnya lalu mengucapkan salam pada kami lalu pulang. Teman-teman ku tertawa lalu mulai memainkan krim kue untuk di colek satu sama lain. Thankyou guys! You’re awesome!




3 NOVEMBER

Hari sabtu adalah hari Opa datang ke rumah. Semenjak Oma tiada, Opa datang ke rumahku setiap sabtu. Ia tak ingin meninggalkan rumahnya di Bekasi, walaupun kenangan bersama Oma melekat kuat di sana.
“ Ke, hari ini makan kepiting ya. “ katanya. Opa dan aku sangat suka makan kepiting, satu kepiting habis untuk kami berdua. Saat masih bersama dengan kami, Oma yang rajin mengupasi kami kulit kepiting, sekarang kami harus mengupasnya sendiri. Makan kepiting adalah kisah manis antara aku, opa dan oma.
“ ya ayok! Ajak mama papa. Di Serpong ya. “ ujarku.
Benar, sian itu mama, papa, aku, dan Opa makan siang bersama. Kami memesan kepiting saus tiram yang besar dan lezat. Opa makan puas sekali.
Sore hari, adalah ibadah pemuda di gereja. Usai ibadah, teman-teman ku menginap di kamar. Hari itu sahabat ku Lisa, Yuli, dan Cathy menginap. Kami dan adikku Foske ngbrol-ngbrol dan aku memesankan mereka KFC. Mereka minta di traktir KFC, jadi aku memesankan untuk mereka. Cathy memberikan ku hadiah, lalu aku membukannya waw! Tas warna ungu!
“ Ini dari aku sama Karen sama Kayla, ci. “ ujar Cathy, yang masih berusia 15 tahun. Tas itu adalah hadiah dari Ia, Karen adikknya yang masih kelas 6 SD dan Kayla adiknya yang masih umur 3 tahun.
“ Thankyou sayang. Cici suka deh. “ kata ku memeluknya.
Yuli keluar dari kamar. Kami sibuk ngbrol-ngbrol sambil menunggu KFC datang.
“ Happy Birthday to You, Happy Birthday to You .. Happy Birthday Shabby! “ Yuli masuk ke kamar, membawa sesuatu yang entah apa itu di dalam sebuah kotak yang panjang dengan lilin yang menyala di atasnya. Aku menengok ke dalam kotak itu, kue kah?
 Ini sushi buat kamu Shabby! Ayok tiup lilinnya cepet. “ Aku meniup lilin dan aku sangat terharu. Yuli sangat tahu, aku suka sekali Sushi, makanan khas jepang yang berbentuk bulat an nasi di gulung dengan rumput laut berisi bermacam sayuran, dan daging. Aku memeluknya dengan rasa haru. Aku pun memeluk Lisa, Cathy, dan Foske.
“ Nah! Ini ada hadiah dari aku. “ kata Lisa semangat dan memberikan kotak kado dengan pita yang manis di atasnya. Aku pun membukanya, tas berwarna pink dengan boneka beruang kecil sebagai gantungan kunci. Dan sebuah dompet untuk alat-alat make up.
“ Nah yang dompet itu, dari mamaku. Bikin sendiri loh, khusus buat kamu. “ kata Lisa menujuk dompet itu. Oh, calon mertua ku baik sekali, pikiran ku melayang dan bercanda-canda sendiri dalam hati. Mama Lisa, adalah mama Imm, intinya adalah mereka adalah kakak beradik. Hehehe.
“ Thankyou iia, lucu deh aku suka! Ya, besok aku ketemu mama kamu aku bilag makasi langsung ya. “ kataku lagi. KFC datang, dan kami berpesta makan Sushi dan KFC sampai kekenyangan.

birthday with Sushi yummie !




Kata ku lagi dalam hati, Terimakasih Tuhan memberikan ku keluarga, pacar, sahabat dan teman-teman yang mengasihi ku. My 20th is very special!

Love,
Luh Putu Grace Eunike

Wednesday, November 21, 2012

Malam Minggu Ku Bersama Sahabat

Kisah Manis :

“ When your Best Friend is always there for you … “

Aku , Shabby, dan Iia
Yuliana Yemima yang akrab ku panggil Shabby dan Elisha Yoana yang akrab ku panggil Iia adalah teman malam minggu ku. Walaupun aku dan iia telah memiliki pacar masing-masing namun, malam minggu kami tak seperti kebanyakan orang. Bermalam minggu bersama pacar atau kekasih hati.
Kami sangat menikmati malam minggu kami bertiga. Seusai pulang ibadah pemuda di gereja, aku, iia, dan shabby berkumpul di kamarku. Malam itu akan kami habiskan bersama! Mulai dari curhat-curhat-an, nonton film, sampai pesan delivery order makanan di tengah malam.
Aku paling suka ketika sesi curhat-curhatan terjadi. Tak pernah ku lupa moment dimana kami menangis bersama-sama. Suatu malam kira-kira pukul 1 pagi , aku dan shabby sibuk ngbrol berdua tak sadar iia sedang tertelungkup dan menutupi mukanya dengan bantal. Aku pun sangat penasaran dan bertanya.
“ iia, kamu kenapa? “ Tanya ku heran sambil mengambil bantal yang ia gunakan untuk menutupi mukanya. Kagetnya aku, mukanya sangat merah dan matanya berkaca-kaca. Shabby ikut kaget dibuatnya.
“ Ko Yustin ga bisa datang besok. Aku sedih. “ ujar iia dengan nada lirih.
Yustin, adalah pacar iia. Telah 3 tahun mereka berpacaran sampai saat ini. Kesibukan Yustin sebagai fotografer dan Iia yang bekerja di sebuah perusahaan membuat mereka bertemu hanya 1 minggu sekali dan itu hari minggu sore. Tidak ketemu hari minggu artinya tidak ketemu sampai minggu yang akan datang.
Aku dan Shabby berpandang-pandangan mengisyaratkan kami mengerti apa yang menjadi kegundahan hati Iia.
“ Bagaimana kalau kita makan es krim! Atau pesan PHD?? “ ujar Shabby memecahkan suasana. Iia mulai sumringah sementara pipinya masih merah merona sehabis menangis.
“ Ayok! “ Aku mengiyakan ajakan Shabby dan kami mengambil es krim di kulkas ku. Lalu memakan coklat-coklat. Dan kejadian ini tak jadi sekali, bila diantara kami hatinya sedang gundah kami delivery makanan seperti pizza, Mc Donal, dan lain sebagainya seolah-olah kami lupa bahwa kami adalah gadis-gadis yang harus menjaga bentuk tubuh dan perut kami agar tidak buncit. Hahahaha. 
" Terimakasih sahabat-sahabatku aku gak galau lagi. " ujar Iia sumringah. 
Ya persahabatan lebih manis daripada perut buncit, dan ini hanya seminggu sekali, pikirku.

Moment-moment yang paling Shabby suka adalah mengajak aku dan iia untuk menontoh film India. Ya, pelan-pelan ia telah mendoktrin, memberikan ideology, mencuci otak kami sedemikian rupa bahwa film India adalah film yang layak dan sangat  patut untuk di tonton.
Awalnya aku dan Iia agak asing dan awalnya tidak suka dengan film India. Bagaimana tidak? Kami seolah-olah tahu film India berkisar percintaan Rahul dan Anjani, dimana ada Inspektur Vijay dan tiba-tiba hujan mereka menari dan menyanyi lalu saling jatuh cinta. GUBRAK!
Di group bbm yang kami buat bertiga, kami sudah janjian untuk menonton film. Malam minggu pun tiba! Shabby membawa kepingan 5 DVD. Aku penasaran film-film apa yang ia bawa. Dan aku melihat, dan mata ku terbelalak.
Shahrukh Khan .. Priety Zinta .. Amitabh Bachchan .. Kajol !!
Deal! Film-film ini yang akan menemani kami malam itu. Aku mengambil laptop ku, lalu kami bertiga duduk manis. Aku diam, Shabby dan Iia rebut memilih film apa yang akan kami tonton dari sekian banyak film India itu.
“ Nah ini bagus nih, ceritanya Sharukan-nya mati. “ rekomen Shabby.
“ Ahh aku gamau yang mati-mati, aku mau yang lucu-lucu. “ celetuk iia sambil sibuk melihat covernya.
“ Aduh, film india pasti ada sedih-sedihnya. Ga ada yang lucu semua. “ okey pernyataan Shabby menandakan ia sangat handal dan ekspert di dunia perfilm-an India.
“ Ya udah aku terserah deh .. “ Iia pasrah. Aku tetap terdiam.
“ Nih! We Are Family yang main kajol! Bagus banget biar kalian tambah sayang sama keluarga. “ jelas Shabby mengeluarkan keping DVD dan memasukannya ke dalam laptopku.
“ Aku setuju! Kayaknya bagus juga! “ ujarku yang akhirnya bersuara juga namun pasrah untuk menonton artis-artis bollywood itu.
Film pun mulai berputar. Kisah sebuah keluarga yang retak dimana sang ayah dan sang ibu yaitu Kajol berpisah. Di keluarga itu memiliki 3 orang anak yang unyu-unyu, dan memiliki karakter yang berbeda. Di tokohkan sang ayah mulai mencintai gadis lain, dan mengenalkannya pada ketiga anaknya dan mantan suaminya. Namun banyak konflik di dalamnya, di tambah dengan sang mantan istri yang ternyata mengidap penyakit yang membawanya kedalam kematian.
Eng ing eng! Tak sadar aku mulai terhanyut dalam suasana kesedihan yang terdapat dalam film itu. Bagaimana tidak? Ibunya berpenyakit dan dinyatakan sebentar lagi meninggal. Klimaks film yang sangat mengharukan, dimana sang anak, sang gadis yang di cintai ayahnya, dan ayahnya membuat kejutan terakhir untuk ibunya sebelum kematian. Lagu-lagu syahdu khas India mulai tedengar. Dan! Okey air mata mulai mengenang.
“ Ambilin aku tissue .. huhuhu .. “ kulihat iia meminta diambilkan tiseu, mukanya merah dan matanya mengeluarkan air mata. Shabby tersenyum-senyum melihat kami berdua.
“ Huaaaaa .. “ tak sadar aku berteriak histeris sambil menangis dengan kencang, air mata mengalir sangat deras! Sedih banget ceritanya terlalu dramatis ini!! Kacau!!
“ Eeo !! kejer amat nangisnya .. “ ujar Iia di sebelahku kaget.
“ Sedih huhuhuhuhu “ aku tak mampu berkata-kata dan terus menangis. Suasana sesahdu ini, Iia dan aku menangis sampai akhir film sementara Shabby ?
“ HAHAHAHAHA !! Aku bilang juga apa, film India bagus kan, pada nangis kan lo semua .. HAHAHAHAHAHA “ Shabby sangat puas melihat kami kalah dengan Film India itu dengan tangisan-tangisan yang entah buat apa esensinya.

Well, dari Shabby aku belajar bahwa kita ga boleh langsung men-judge kalau film-film India itu ga bagus, lebih bagus Film Barat. Ternyata negara berkembang seperti India mampu membuat film-film yang sangat bagus dan menggugah perasaan seperti Film We Are Family, My Name Is Khan, 3 Idiots dan lain sebagainya. Ketimbang fim hantu-hantuan? Hahaha. Love you, my best!


“ A Bestfriend is someone who loves you, when you forget to love yourself .. “

Tuesday, November 20, 2012


Donny De Keizer :


Praktisi Komunikasi yang Menekuni Usaha Kuliner




Awalnya, Donny De Keizer hanya berprofesi sebagai broadcaster dan menjadi pengajar komunikasi di kampus-kampus. Semenjak ia menikah dengan Natalia, ia pun mencoba peruntungan di dunia kuliner.
Dengan langkah yang pasti, dan senyuman yang hangat ia keluar dari dalam ruangan tempat ia usai mengajar. Para mahasiwa menyapanya dan ia membalas dengan ramah. Donny De Keizer, 36 tahun adalah salah satu pengajar di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara. “ Untuk semester ini, saya mengajar mata kuliah manajemen isu dan krisis. “ ujarnya seraya menyeruput jus jambu kesukaanya. “Pak Mandong” begitulah ia disapa oleh para mahasiswanya mengawali karier sebagai penyiar berita di TVRI ini telah 15 tahun berkiprah di dunia broadcaster. Tak berhenti sampai di situ, ia aktif bekerja sebagai event organizer dan praktisi public relation. Belum lagi ia aktif mengajar sebagai dosen di Universitas Tarumanagara dan Universitas Bina Nusantara. Dan sekarang ia berhenti menjadi penyiar di TVRI dan menjadi penyiar di Berita Satu TV.
Aktivitas yang padat membuat dirinya lupa akan bagian terpenting dalam hidup manusia. Ia sampai lupa untuk mencari pasangan hidup, dikarenakan aktivitasnya yang sangat padat di dunia komunikasi. Sampai pada akhirnya, hatinya di luluhkan oleh sosok Natalia Gunawan, wanita keturunan Chinese yang dikenalkan oleh mahasiswanya di Untar. “ Saat ada event di Untar, salah satu mahasiswa mengenalkan saya pada kakaknya, dialah yang menjadi istri saya. “ ungkapnya. Menikah membuat Donny menjalani hari-hari baru yang berbeda dari kehidupan biasanya yang sibuk oleh urusan karier. “ menikah membuat saya memutuskan untuk memfokuskan hidup bukan lagi dengan karier saya, namun kebahagiaan keluarga saya. “ jelasnya dengan senyum ramah.
Sosok Natalia dimata Donny adalah orang yang penurut dan pintar memasak. Berasal dari keluarga yang sangat mencintai dunia kuliner, Natalia yang sering ia sebut dengan panggilan My Angel ini memang suka meracik bumbu-bumbu, menemukan resep baru yang di tuangkan dalam bentuk masakan yang special. “ Saya sangat suka memasak dan ia sangat suka makan. Di situlah kecocokan kami. Lihat saja sekarang perut saya jadi tambah gendut makan terus. “ ujar Donny seraya tertawa lepas.

Mencoba Peruntungan di Dunia Kuliner

Suasana Restaurant Dapur Jie-jie
Kegemaran sang istri dalam memasak tak ayal membuat Donny sering mengajak sang istri untuk membuat masakan di beberapa event yang ia buat. Sebagai seorang event organizer, tentu perlu ada sajian hidangan makanan di setiap acara. Sampai pada suatu event, sang istri membuat kuah tom yum khas Thailand, yang sering dipakai untuk hidangan Suki. Banyak tanggapan positif dari teman-teman dan kerabat Donny. Bagaimana tidak ? Kuah tom yum, buatan sang istri yang kental dengan rasa asam dan manis, menyapu lidah dengan hangat membuat dirinya memutuskan untuk meneruskan hobby memasak sang istri, untuk di garap lebih serius.
Berkaca dari pengalaman dan tanggapan positif teman-teman Donny akan kuah tom yum buatan sang istri,  akhirnya pasangan yang telah menikah 3 tahun yang lalu ini memutuskan untuk membuka usaha shabu restaurant dengan specialisai kuah tom yum. 24 Maret 2012, terbentuklah Restauran Dapur Jie-jie di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat. Lokasi ini di anggap strategis karena dekat dengan kampus Binus Syahdan dan jalannya sering dilalui orang. Nama Dapur Jie-jie dinilai cocok mewakili sang pemilik resto, Natalia yang adalah keturunan Chinese. Jie-Jie adalah sebutan kakak perempuan dalam bahasa mandarin.
konsumen dapat mengambil sendiri
suki yang diinginkannya
Tak akan pernah sukses kalau tidak berani mencoba, itulah moto yang di pegang teguh oleh Donny dalam membuat bisnis kuliner ini. Demi kecintaanya pada istri dan modal yang nekat ia berani menguras tabungan yang telah ia rintis semenjak ia masih menjadi penyiar berita TVRI sampai sekarang. “ Bila usaha ini gagal maka habis semua yang dimiliki saya dan keluarga. “ ungkap beliau dengan terus terang. Membuka usaha kuliner ini tak semudah membalikan telapak tangan. Tak ayal Donny dan istri harus menggonta ganti karyawan dan koki, mengganti supplier shabu-shabu agar cocok dengan konsumen. Apalagi dengan serangan sinis dari resto-resto yang bertetangga dengan resto Dapur Jie-jie ini. “ Padahal kami beda makanannya dari yang lain, namun karena resto kami ramai timbul sinis dari yang lain kadang melakukan aksi mencoret dinding depan resto kami. “ ungkap Donny seraya menghela nafas panjang. Namun, kurang dari satu tahun setiap usaha dan kerja kerasnya bersama istri berbuah manis. Omset meningkat dan banyak pelanggan datang. Bahkan tak jarang, mendapatkan pesanan-pesanan lain dari luar bila ada orang yang mengadakan acara-acara.  “ Tuhan pasti kasih jalan, buat orang yang mau usaha. “ tutup beliau dengan penuh keyakinan.

Dapur Jie-jie terletak di gang besar. Restaurant ini gampang dikenali dengan tagline poster berwarna hijau di depan restaurant “Dapur Jie-jie”. Pada siang hari, suasana keramaian kian terasa dengan banyaknya mahasiswa dan masyarakat di kawasan itu berlalu-lalang. Restaurant sederhana yang memiliki 3 orang karyawan ini, dipenuhi oleh mahasiswa-mahasiwa yang sedang menyantap makan siang. Tersedia meja panjang dengan 4 bangku di setiap meja. Dengan konsep, shabu restaurant para konsumen mendapatkan mangkok dan mulai mengambil shabu-shabu yang mereka inginkan di suatu lemari pendingin. shabu crab stik, praun, fishball, tofu, meat ball, tahu isi, seafood tofu, dan bermacam-macam shabu lainnya tersedia. Harganya pun terjangkau di hargai antara Rp.1.800-Rp.3.000/shabu-shabu. Lalu, konsumen menyerahkan pada karyawan untuk diberikan kuah tom yum. Dengan ramah karyawan melayani konsumen. Kuah tom yum pun disajikan. Kepulan asap yang berasal dari panasnya kuah tom yum menyeruak dan sangat menggoda konsumen menikmatinya segera. Salah seorang pengunjung, Irene mahasiswi Akuntansi Universitas Nusantara baru pertama kali menikmati masakan di dapur Jie-jie ini. “ enak nih kuah tom yumnya, lagian shabu-shabunya murah pas buat kantong mahasiswa. Kuahnya gratis pula. “ ungkapnya sambil terus menikmati makannya.
Sementara konsumen berdatangan, sang pemilik sibuk untuk membuat bumbu tom yum. Natalia, istri Donny membuat bumbu tom yum setiap kali berkunjung ke restaurant miliknya dan suami. Ia sangat menyukai dunia kuliner dan ia bangga akan sang suami yang mendukung penuh minatnya ini. “ Aku dan Mas Donny jarang ke sini sih, ya aku bikin bumbu Mas Donny biasanya mengontrol para karyawan. “ ujar Natalia yang sibuk mengupas bawang di tanganya menggunakan pisau. Sosok sang suami bagi Natalia adalah sosok yang sangat bertanggung jawab. Dalam usaha kuliner bersama ini, ia tak mau lepas tangan. Dengan ilmu komunikasi yang ia punyai, ia mengajarkan para karyawan untuk memberikan pelayanan terbaik, walaupun restaurant ini terbilang masih baru. Dengan kegigihan dan kerja kerasnya, sesibuk apapun sang suami bekerja baik sebagai penyiar, praktisi PR, maupun dosen seminggu sekali Donny menyempatkan untuk datang dan mengawasi restaurant ini. “ Untuk promosi, Mas Donny sampai membuat facebook dan twitter Dapur Jie-jie. Mahasiswa yang ia ajar juga di ajak untuk berkunjung ke resto juga. “ ungkap Natalia.
Kesibukan Donny di dunia komunikasi dan sang istri yang menggurus rumah tangga, membuat mereka jarang untuk mengawasi Dapur Jie-jie. Maka dari itu, ditunjuk seorang supervisor yang dapat mengawasi restaurant ini setiap hari. Dialah Dennis, salah satu mahasiswa Bina Nusantara jurusan Marketing Komunikasi semester 7. Ia juga salah satu mahasiswa Donny. “ Pak Donny itu orangnya fleksibel banget. Kalau di kelas yang hubungan kita antara mahasiswa dan dosen, kalau di resto ya as a friend kita. “ ujar Dennis yang sibuk mengawasi kegiatan di Dapur Jie-jie.
Kurang dari setahun Dapur Jie-jie telah mendapat peningkatan Omset. Donny dan Natalia, tidak menyangka hal ini dapat terjadi. Didasari hal itu, usaha ini dinilai Donny, akan menjadi investasi keluarganya di masa depan. “ Suatu saat, saya pasti akan menjadi tua. Tidak mungkin selamanya jadi penyiar berita. Tak mungkin selamanya jadi praktisi PR. Jadi usaha ini akan saya dan istri kembangkan terus dengan membuka cabang baru, mungkin di kampus Untar. Yang penting bagi saya sekarang adalah kebahagiaan keluarga. “ ungkap Donny mengutarakan keinginannya.
Dari sosok Donny, sang penyiar berita yang membuka usaha kuliner kita dapat belajar bahwa usaha pasti berbuah keberhasilan. Donny sama sekali tidak memiliki latar belakang dalam dunia kuliner. Namun, dengan di dasari keinginan ia mencoba dan berusaha. Lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali. Lebih baik gagal yang penting mencoba, daripada tidak berbuat apa-apa. Karena di balik setiap kegagalan pasti ada kesuksesan.



penulis berfoto bersama Pak Donny

by : Luh Putu Grace Eunike - 2012