Halo teman! Wah, udah cukup lama nih ga nge-blog nih.
Tapi, malam ini hasrat buat nge-blog muncul kembali sehabis breafing skripsi tadi siang di kampus. Setelah
tiga minggu kembali aktif berkuliah dari libur panjang, gue baru benar-benar
sadar hari ini. Gue adalah anak semester 7. Gue memasuki semester akhir
berkuliah sebagai mahasiswi di kampus ini. Fakultas Ilmu Komunikasi,
Universitas Tarumanagara. Kenapa baru sadar hari ini? Karena hari ini gue
mendapatkan pengarahan skripsi mengenai metodologi penelitian dari dosen. Really?
Gue uda melangkah sejauh ini?
Kalau gue flashback
ke belakang secara cepat dan random. Tiga tahun berlalu diriku menimba ilmu
sebagai calon sarjana komunikasi (duileh berat bahasanya.red), banyak hal yang
udah gue lalui. Belajar bagaimana cara berkomunikasi yang baik, belajar cara
berhasil dalam presentasi, belajar etika dan table manner, buat film sendiri, jadi penyiar radio, ke institusi
media massa, ikutan lomba debat, mengenal fotografi, liputan ke sana sini, ke
kedutaan Meksiko, presentasi budaya yang seru, dan masih banyak lagi.
Nah, kali ini sebelum gue memasuki tahap akhir gue
sebagai mahasiswa, yaitu menyelesaikan skripsi. Ada baiknya, gue share
pengalaman ga terlupakan semasa kuliah, yaitu menjalani masa praktek kerja
lapangan atau bahasa keren-nya “magang!”
Semester lima. Gue mulai
menghitung kredit mata kuliah yang udah gue ambil selama ini. Setelah dihitung,
semester 6 adalah waktu yang pas buat ambil mata kuliah magang. Sehabis UTS
mulai, gue masukin lamaran magang ke perusahaan. Incaran pertama adalah media
online Detik.com dengan alibi, “ kayaknya enak kali magang di online, beritanya
singkat-singkat aja.” Hihihi. Dan setelah kirim lamaran gak di panggil-panggil
T.T
Gak mau nyerah, gue kirim
lamaran ke dua stasiun televisi, yaitu Metro Tv dan Global Tv. Passion gue memang ingin menjadi
reporter atau pembaca berita di televisi. Bukan hanya cita-cita diri sendiri,
tapi cita-cita mama, papa, sahabat keluarga di Bali bahkan keluarga besar. Kenapa?
Setiap dapat telepone dari keluarga di Bali, “ Oh! Putu ambil komunikasi, oh
jadi jurnalis. Nanti semua yang di Singaraja nonton Nike ya!” Yah, okeh demi membanggakan
keluarga cita-cita ini harus jadi kenyataan!! (Berdiri di pinggiran tebing bawa
bendera merah putih.red)
Sebenarnya, setelah 3
tahun belajar sebagai jurnalis, cita-cita seperti itu dangkal. Jurnalis itu
mulia. Jurnalis itu bukan hanya sekedar “nampang” tapi seorang jurnalis dapat
memberikan informasi dan fakta untuk masyarakat walaupun harus dengan
pengorbanan. Dan itu gak mudah. (berfikir) Ya, oke back to the topic! :p
Akhirnya, Global Tv lah
yang lebih dahulu menghubungi gue dan gue diminta datang untuk interview.
Besoknya, dengan kereta kuda papa (motor mio.red) sampailah gue di MNC Tower,
Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Gue ke MNC Plaza, ketemu Wakil Pimpinan Redaksi
Global Tv, Pak Yadi Hendriana. Ditanya seputar IPK, dan kapan bisa mulai
magang. Sampai akhirnya gue di terima magang dan boleh magang mulai Januari.
Wah, senengnya minta ampun waktu itu!
Tiga hari kemudian, Metro
Tv telepone untuk panggilan wawancara juga. Gue tau stasiun televisi ini memang
kuat di program berita, tapi karena gue sudah oke dengan Global Tv, gue
putuskan lanjut! Magang di Global Tv!
Januari 2013 pun tiba,
tepatnya 8 Januari 2013. Gue dateng kembali ke MNC Plaza dan gue ketemu dengan
salah satu ekekutif produser, Bapak Vicentius Camar. Beliau menjelaskan Global
Tv menaungi salah satu channel indovision yaitu MNC News Channel dan ia
memegang program feature di channel tersebut. Beliau pun menawarkan pilihan.
Gue mau magang sebagai reporter atau production assistant. Production Assistant
bertugas membantu produser di redaksi. Karena gue belum pernah merasakan
bekerja di dalam redaksi sedangkan pernah punya pengalaman jadi reporter muda
di Warta Kota dan Kompas Muda, akhirnya gue memilih menjadi production
assistant.
Saat itu gue berfikir, gue
sudah di terima sebagai anak buah pak Camar. “ aduh, Grace saya lupa ini anak
magang saya lagi banyak, kalau kebanyakan juga repot ini. “ kata pak Camar
seraya melihat meja redaksi yang terlihat beberapa anak muda di sana dan asumsi
kuat gue bilang mereka anak magang bimbingan pak Camar. Satu hal di pikiran gue
saat itu. Bagaimana nasib saya, pak?
“ Li, lo lagi butuh anak
magang gak? “ teriak pak Camar ke sebrang meja dimana kami berada. Gue yang
saat itu duduk berhadapan dengan Pak Camar ga berani melihat ke sebrang meja
yang notabene ada di belakang punggung gue.
“ Hmm.. engga kayaknya. “
suara perempuan menyahut. Gue akhirnya memberanikan menoleh ke belakang, yang
bicara itu perempuan paruh baya gue taksir usianya sekitar 35-an, cantik,
putih, wanginya tercium sampai hidung gue, dan sepertinya gue pernah lihat di
televisi.
Siapapun dia, tapi saat
itu dia ga menyelamatkan keadaan gue yang belum jelas statusnya bagaimana.
“ Eh, tapi boleh deh. Biar
dia bantu gue sama Zacky. Siapa nama kamu? “ perempuan itu menghampiri meja pak
Camar dan tepat berada di samping gue. Wanginya makin kerasa.
“ Grr aaace, bu. “ gue
agak terbata-bata. Bukan takut. Tapi senang.
“ Ikut aku ke meja ku yuk.
Aku Sutra Kharmelia, panggilnya Lia aja. “ katanya dengan nada ramah.
Akhirnya, gue dan Ka Lia
(sampai akhir magang, gue panggil dengan sebutan itu.red) tukeran pin bb, dan
dia jelasin kalau dia ekekutif produser MNC News yang menangani acara talkshow.
Karena gue bilang, gue punya indovision di rumah ka Lia minta gue nonton 3
talkshow garapan dia, Pimred, dan satu temannya yang waktu itu gak masuk. Zacky
namanya. Usai mengahap HRD di Aryo Bimo Sentral, besok gue uda bisa magang.
Mimpi apa dapat pembimbing magang cantiknya mirip Bella Swan di Film “Twilight”
begini.
9 Januari 2013. Hujan
deras membasahi Jakarta. Gue lumayan menerjang angin kecang dan deras hujan
saat perjalanan dari Aryo Bimo ke MNC Plaza usai urus administrasi magang buat
ambil from penilaian dan absensi. Gue sampai di MNC Plaza jam 11. Padahal
janjinya jam 12 dengan ka Lia. Gue duduk di sofa cukup besar dekat meja ka Lia
dan agak pojok supaya tidak ditanya-tanya orang yang sibuk lalu lalang di
kantor redaksi. Jam 12 berlalu, ka Lia belum datang. Jam 1, Jam 2. Perut mulai
lapar dan bertahan, jam setengah 3 gue mulai gusar tapi tetap sabar.
“ Grace ya? “ seorang
cowok, berkemeja rapi, berkacamata, tinggi menghampiri gue sambil menujuk gue
seolah gue kayak lagi di reality show
“ kena deeeh!!”
Bak gadis penjual korek
api, kedinginan, dan lapar gue mengangguk-angguk sambil tersenyum. (lebay.red)
“ Hahaha ya ampun! Hape
gue mati, gue ga baca bbm dari Lia. Sorry ya. Gue Zacky. Yuk, ikut ke meja
redaksi. Maaf ya. “ katanya ramah. Setidaknya keramahan pria ini, menambah
energi baru untuk si gadis penjual korek api ini. (apa sih.red)
Ka Zacky memperkenalkan
gue dengan orang-orang yang bekerja di redaksi MNC News. Mereka menyambut gue
dengan ramah. Gue juga dikenalkan dengan anak magang yang lain. Kebetulan gue
anak magang satu-satunya ka Lia dan ka Zacky. Tugas pertama gue di suru buka
internet menggunakan komputer kantor untuk mencari bahan mengenai Wiranto.
Karena malam ini, talkshow “One on One” akan mengundang beliau. Dengan sigap
gue mulai mencari bahan dan kontroversi Wiranto dengan serius. Semangat. Secara
nunggu berjam-jam buat hal ini hehehe.
Setelahnya gue diminta
kirim bahan itu ke email ka Lia dan Ka Zacky. Deg-degan. Apakah bahan yang gue
bikin nyambung apa engga ya dengan maksud mereka. Tapi, ka Zacky menanggapi
dengan positif dan bilang bahan gue bagus. Puji Tuhan!
Gue pun dikenalkan ruangan
di sana mulai dari studio, library, ruang editor dan ruang master control. Sore
menjelang talkshow gue belajar memutar telepromter alias alat untuk membantu
pembaca berita membacakan lead berita. Seru!
Jam 7 talkshow “ One on
One” pun dimulai. Pak Wiranto datang. Wah, seorang tokoh politik, jendral masa
orde baru ada di hadapan gue. Gue ikut menyambut. Ka Zacky memperkenalkan gue
sebagai tim produksi bukan “anak magang” ke Pak Wiranto dan jajaranya di Partai
Hanura yang datang ke studio. Dari saat itu, gue merasa ka Zacky bukan
pembimbing biasa! Haha.
Pak Arya Sinulingga
sebagai pimpinan redaksi, menjadi presenter talkshow malam itu. Gue pun
diperkenalkan oleh ka Zacky. Talkshow dimulai. Gue di ruang master control
bersama ka Zacky memutar telepromter dan berhubungan dengan pak Arya yang
langsung di sambungkan di telinga pak Arya. Sementara ka Lia, berada distudio
mengawasi jalannya talkshow. Seru sekali, belajar memutar promter, mengetahui
apa itu istilah bumper in, bumper out dalam istilah televisi, membantu ka Zacky
mencari bahan pertanyaan yang sudah kami cari sebelumnya. Dan setelah selesai,
kami pun mengantar Pak Wiranto dan jajarannya sampai di lapangan parkir. (bersambung)
 |
Bersama Ka Lia dan ka Zacky di awal Magang |